Saga and the Backbone
Judul postingannya seperti nama grup band ya? hehe.. Ini tidak ada hubungannya dengan grup band sih, tapi berhubungan dengan tulang belakang saya :). Di postingan sebelumnya, saya sudah menyebutkan kalau saya pengidap scoliosis ( kelainan bentuk pada tulang belakang yang ditandai dengan melengkungnya tulang belakang ke arah samping 'lateral curvature of the spine' ), dan yang pernah membaca bukunya Indi 'waktu aku sama Mika' pasti sudah tahu banyak tentang scoliosis. Bedanya sama indi yang skoliosisnya dari leher, dada dan pinggang. Tulang saya melengkungnya di daerah dada bawah, kira-kira sampai pinggul. Jadi tidak terlalu kelihatan kalau dilihat dari belakang ( bagian punggung), kecuali kalau dilihat dari depan, pasti akan tahu kalau dada saya ( payudara ) besar sebelah secara tidak normal. Dada saya sebelah kiri lebih besar ( menonjol ) dari yang sebelah kanan.
Awalnya, keluarga saya dan saya sendiri tidak curiga dengan kelainan ini. Ketika saya kelas 2 SMP Saya mengeluh nyeri, pegel, linu di daerah punggung saya. Apalagi ketika datang bulan, dan waktu itu saya pertama kali haid. Saya sampai nangis-nangis nahan pegelnya. Sewaktu ibu saya ingin memijit bagian punggung saya yang sakit. beliau terkejut karena punggung saya sebelah kiri lebih menonjol. Keesokan harinnya saya langsung dibawa ke RS periksa. Dokter bilang scoliosis dan perlu penanganan ahli ortopedi. Karena saya tinggal di kota kecil ( saat itu, di RS kota saya belum ada dokter yang bisa membuat brace ), dokter memberikan surat rujukan agar saya dibawa ke Ahli Ortopedi di RSUD DR.Soetomo Surabaya. Setelah diperiksa lagi oleh beberapa dokter ahli ortopedi, hari itu juga saya di buatkan brace. Saat di ruang tunggu poli ortopedi, ada seorang orang perempuan ( sebaya dengan saya ) yang memakai pakaian aneh seperti gips dari leher sampai pinggang. Terlihat seperti robot (saya belum ngeh kalau itu namanya brace.. hehe).
Akhirnya tiba saatnya giliran saya dipanggil ke 'bengkel'. Saya sedikit malu-malu sih, soalnya saya harus pakai kaos dan celana dalam saja, padahal dokternya laki-laki, masih muda pula.. ckckck.. Kalau ditanya bagaimana prosesnya, mungkin prosesnya seperti bikin gips. Tubuh ( dada sampai panggul ) saya di bungkus dengan kasa, lalu dilumuri gips, lalu di bungkus kasa lagi, tunggu sampai gipsnya agak kering, lalu bagian belakang di gunting ( agar saya bisa keluar ).
Setelah itu saya pulang, dan 2minggu kemudaian brace saya selesai. Saya dianjurkan memakai brace selama 23jam sehari dan melakukan senam khusus.
Semenjak itu, saya tidak diperbolehkan ikut olahraga atletik, alhasil nilai olahraga saya semakin jelek dan hobi saya memanjat pohon mangga dan jambu pun harus dihentikan :D. Duluuu, saya minder, tidak PD, dan sedih karena beda dari teman-teman saya. Tapi lama-lama, setelah saya bertapa dan berfikir beribu-ribu kali ( lebay :D). Saya ceria lagi, saya cuek dengan pikiran negatif saya, dan saya bersyukur dengan kekurangan saya ini, bersyukur karena masih banyak banget orang-orang yang sayang sama saya, yang selalu support saya.
Dan sekarang saya sudah terbiasa dengan scoliosis ( scoliosis tidak bisa sembuh 100%, hanya bisa berkurang derajat kelengkungannya ) dan penyakit lain yang dibawanya ( sesak nafas dan masalah pencernaan ).
Saya bersyukur, sekarang RS di kota saya sudah mempunyai peralatan lumayan lengkap. Terbukti ketika baru-baru ini adik saya terkena scoliosis juga, adik saya tidak perlu ke Surabaya untuk membuat brace.
Sekilas tentang Scoliosis
Klasifikasi penyebab Scoliosis dari sisi non struktural karena kebiasaan postur tubuh yang kuran baik, nyeri pada tulang belakang ataupun karena tungkai bawah yang tidak sama panjang. Scoliosis jenis ini bersifat dapat berubah kembali seperti sedia kala (reversible) apabila penyebabnya diatasi.
Dari sisi struktural, penyebabnya karena kelainan bawaan dari lahir ataupun yang didapat pada masa perkembangan tubuh. Kelainan tersebut dapat berasal dari kelainan tulang (osteopathic scoliosis), kelainan pada sistem syaraf (neuropathic scoliosis), kelainan pada otot (myopathic scoliosis), ataupun scoliosis yang tidak diketahui penyebabnya (idiopathic scoliosis).
Penegakan diagnosis scoliosis pada klasifikasi berdasarkan usia penderita, terdiri atas tipe Infantive, yaitu terjadi pada usia 0 hingga 3 tahun, tipe Juvenile, yaitu kelainan ini muncul di antara usia 4 hingga 9 tahun dan tipe Adolescent, kelainannya muncul di antara usia 10 tahun hingga akhir masa pertumbuhan tulang (16-17 tahun).
Idiopathic scoliosis adalah kelainan bentuk pada tulang belakang yang cukup sering dijumpai, yaitu sekitar 0,5% dari seluruh populasi.
Idiopathic scoliosis terjadi secara perlahan, tiba-tiba dan tidak disertai rasa nyeri. Pada awal perkembangan kelainan penderita biasanya tidak menyadari dan karena ditutupi oleh pakaian, orang tua ataupun orang-orang di sekitar penderita pun tidak menyadarinya.
Pada akhirnya, biasanya oran tua penderita barulah menyadari apabila bau anaknya tidak lagi sama tinggi, punggungnya menonjol pada satu sisi dan tulang panggulnya yang juga menonjol pada satu sisi.
Bila gambaran klinisnya sudah sampai pada fase seperti ini, biasanya lengkung tulang belakang sudah mencapai 30 derajat. Pemeriksaan biasanya dilakukan dari arah belakang penderita dan kelainan ini akan lebih jelas terlihat jika penderitanya menundukkan badan ke arah depan.
Sedangkan untuk penanganan nonoperative. Pada penderita dengan derajat kelengkungan tulang belakang antara 20 hingga 40 derajat dan diperkirakan masa pertumbuhan tulang masih bersisa 2 tahun lagi atau lebih, penggunaan brace tulang belakang biasanya dapat mencegah bertambahnya derajat kelengkungan.
Penangan operative. Idiopathic scoliosis dengan kelengkungan tulang belakang lebih dari 40 derajat, sebaiknya dilakukan tindakan operasi untuk mengoreksi kelainan tersebut.Tindakan koreksi ini memerlukan instrumentasi (alat) yang dipasang pada tulang belakang penderita. -dokter_umum@yahoogroups.com-
Dari sisi struktural, penyebabnya karena kelainan bawaan dari lahir ataupun yang didapat pada masa perkembangan tubuh. Kelainan tersebut dapat berasal dari kelainan tulang (osteopathic scoliosis), kelainan pada sistem syaraf (neuropathic scoliosis), kelainan pada otot (myopathic scoliosis), ataupun scoliosis yang tidak diketahui penyebabnya (idiopathic scoliosis).
Penegakan diagnosis scoliosis pada klasifikasi berdasarkan usia penderita, terdiri atas tipe Infantive, yaitu terjadi pada usia 0 hingga 3 tahun, tipe Juvenile, yaitu kelainan ini muncul di antara usia 4 hingga 9 tahun dan tipe Adolescent, kelainannya muncul di antara usia 10 tahun hingga akhir masa pertumbuhan tulang (16-17 tahun).
Idiopathic scoliosis adalah kelainan bentuk pada tulang belakang yang cukup sering dijumpai, yaitu sekitar 0,5% dari seluruh populasi.
Idiopathic scoliosis terjadi secara perlahan, tiba-tiba dan tidak disertai rasa nyeri. Pada awal perkembangan kelainan penderita biasanya tidak menyadari dan karena ditutupi oleh pakaian, orang tua ataupun orang-orang di sekitar penderita pun tidak menyadarinya.
Pada akhirnya, biasanya oran tua penderita barulah menyadari apabila bau anaknya tidak lagi sama tinggi, punggungnya menonjol pada satu sisi dan tulang panggulnya yang juga menonjol pada satu sisi.
Bila gambaran klinisnya sudah sampai pada fase seperti ini, biasanya lengkung tulang belakang sudah mencapai 30 derajat. Pemeriksaan biasanya dilakukan dari arah belakang penderita dan kelainan ini akan lebih jelas terlihat jika penderitanya menundukkan badan ke arah depan.
Sedangkan untuk penanganan nonoperative. Pada penderita dengan derajat kelengkungan tulang belakang antara 20 hingga 40 derajat dan diperkirakan masa pertumbuhan tulang masih bersisa 2 tahun lagi atau lebih, penggunaan brace tulang belakang biasanya dapat mencegah bertambahnya derajat kelengkungan.
Penangan operative. Idiopathic scoliosis dengan kelengkungan tulang belakang lebih dari 40 derajat, sebaiknya dilakukan tindakan operasi untuk mengoreksi kelainan tersebut.Tindakan koreksi ini memerlukan instrumentasi (alat) yang dipasang pada tulang belakang penderita. -dokter_umum@yahoogroups.com-
salam scolioser! :) brace kamu jauh menusiawi dari punyaku, hihihi. salam buat adikmu ya.
ReplyDeletesalam scolioser..
ReplyDeletekan memang beda letak lengkungnya.. tapi tetap saja terlihat seperti robot kalo dipakai.. hehe..
salam balik dari adikku.. :)
Wah aku baru ngeh kalo kamu scolioser jg sist, aku pertama kali tau scoliosis itu waktu SMP baca novel terjemahan (lupa judulnya), kirain anak Indonesia nggak ada yg ngalamin loh, habis di negeri kita ini nggak banyak yg tau ttg scoliosis (polos banget ya aku, hihi)
ReplyDeleteaku baru ngeh pas baca bukunya Indi dan baca blognya Alyssa Soebandono
jadi ampe sekarang masih pake brace sist?
terus ada faktor genetik jg nggak sih, kok bisa kebetulan gitu adiknya sist scolioser jg?
@chici :padahal banyak loh di Indonesia yg ngalamin.. tmnnya adikku ada 2 org yg scoliosis jg.
ReplyDeletesekarang masih pake walopun tulangku udah tdk dlm msa prtumbuhn lg. aku pakai cuma waktu tidur aja, biar gak pegel punggungya krna seharian aktivitas.
fktor genetik bsa mmpengaruhi.
tapi kl aku dn adikku itu bkn fktor gnetik, soalnya adikku yg 1nya gak kena (Alhamdulillah).
kl adikku yg kna itu, gara2nya dia kan suka belajar,baca,nulis, tapi gak di atur cara duduknya. trus jadi kbiasaan ngawur,duduk gak tegak jdinya kna scoli.. :D
Hai ! salam skoliosers !
ReplyDeleteIyah, seneng ketemu orang yang senasib sepunggung..hehe salam kenal yah kak..
adiknya skolio juga yah, sama kaya aku.. adikku juga kena..
@Heppie : salam skoliosis..
ReplyDeleteSalam kenal juga.. aku juga seneng ketemu kamu.. :D